Setiap item di halaman ini dipilih langsung oleh editor House Beautiful. Kami dapat memperoleh komisi untuk beberapa item yang Anda pilih untuk dibeli.
Pikirkan kembali masa kecil Anda — pernahkah Anda menggambar di atas kertas putih dengan krayon putih, lalu mengecat gambar Anda dengan cat air untuk mengungkap polanya? Atau apakah Anda mencoba proses yang sama kapan mewarnai telur paskah? Bentuk seni tahan lilin ini memiliki sejarah panjang di berbagai media, dan tentu saja tidak terbatas pada proyek seni anak-anak. Ambil contoh seni tekstil batik: ini a pencelupan kain teknik yang menggunakan lilin tahan untuk membuat pola yang rumit. Meski memiliki sejarah panjang, batik mengalami kebangkitan dalam dekorasi kontemporer, dan banyak pengecer besar menawarkan barang-barang batik dari tempat tidur hingga furnitur berlapis kain.
Meskipun tekstil yang diwarnai dengan lilin dapat ditemukan di berbagai budaya dan waktu, batik secara khusus berasal dari pulau Jawa di Indonesia, di mana tekniknya disempurnakan dan ditinggikan. Padahal, batik begitu penting bagi seni dan kerajinan Indonesia sehingga UNESCO
menamakannya ke Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Manusia pada tahun 2009.Beberapa tekstil tahan lilin paling awal dapat ditelusuri kembali lebih dari 1.500 tahun ke Mesir Kuno, Sui dan Dinasti Tang Cina, Periode Nero Jepang, dan orang Yoruba di Nigeria dan Senegal, antara lain budaya. Tapi batik seperti yang kita kenal menjadi terkenal di Indonesia, memuncak antara abad ke-19 dan ke-20, ketika itu biasa digunakan untuk pakaian. Selama masa kejayaan ini, pedagang membawa tekstil batik ke seluruh dunia, dan mereka memperoleh popularitas global yang berlanjut hingga hari ini.
Fachrudin As / EyeEmGetty Images
Tekstil batik menampilkan pola geometris berornamen yang dibuat dengan menyikat atau menuangkan lilin panas ke kain yang belum diwarnai. Kain tersebut kemudian diwarnai, dan lilin dihilangkan dengan air mendidih untuk mengungkap polanya. Proses ini dapat diulang berkali-kali hingga tercipta pola berlapis dengan warna berbeda. Pada abad ke-19, pengrajin biasanya menggunakan canting, perangkat tembaga yang menyerupai pulpen, untuk menuangkan lilin dengan sangat tepat, sehingga memungkinkan pola yang lebih detail. Pada abad ke-20, orang Jawa juga mengembangkan teknik cetak balok kayu untuk batik.
Dan polanya sendiri tidak hanya estetika; mereka pernah digunakan untuk menunjukkan status sosial, dengan beberapa pola tertentu, seperti seperti pisau parang pola, dicadangkan untuk bangsawan. Pola populer lainnya termasuk riff geometris pada flora dan fauna, termasuk yang terinspirasi dari telapak tangan kawung motif, atau representasi dari konsep abstrak seperti cinta, ditampilkan melalui langit truntum pola yang biasa dipakai pada acara pernikahan. Dan terkadang bahkan menggabungkan keduanya: file sekar jagad corak, juga biasa dipakai di pesta pernikahan, menonjolkan motif bunga.
Meski sempat mengalami sedikit penurunan pada pertengahan abad ke-20, batik telah kembali populer, baik di dalam maupun luar negeri. Di Indonesia, penunjukan UNESCO untuk batik merevitalisasi minat pada teknik kuno. Di luar negeri, perancang Barat — terutama perancang busana — mulai memasukkan tekstil batik ke dalam koleksinya. Dalam ranah desain interior, Anda bisa menemukan tekstil batik di seluruh bagian rumah, mulai dari selimut hingga pelapis hingga wallpaper.
Ikuti House Beautiful di Instagram.
Konten ini dibuat dan dikelola oleh pihak ketiga, dan diimpor ke halaman ini untuk membantu pengguna memberikan alamat email mereka. Anda mungkin dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang ini dan konten serupa di piano.io.