Gabus berasal dari pohon yang tumbuh di iklim Mediterania seperti Spanyol, Portugal, Aljazair, Maroko, Italia, dan Prancis. Saya cukup beruntung untuk mengunjungi Portugal selama musim panas lalu untuk mengetahui dengan tepat bagaimana gabus ditanam, dipanen, diproses, dan berubah menjadi segala sesuatu mulai dari gabus botol anggur hingga lantai kayu keras. Seluruh proses ini sangat hijau. Bagian 1 dari kisah 3-bagian ini menunjukkan bagaimana gabus tumbuh dan dipanen dari pohon.
Pohon gabus tumbuh tanpa input: tanpa pestisida, tanpa irigasi, dan tanpa pemangkasan. Di Portugal, yang merupakan negara nomor satu untuk produksi gabus, pohon ek gabus tumbuh di hutan yang disebut Montado. Oak gabus dianggap oleh pemerintah sebagai warisan nasional, dan karenanya oak dilindungi dan diatur secara hukum. Pohon tidak boleh ditebang, oleh hukum. Pohon tidak dipanen hingga berumur sekitar 25 tahun, dan kemudian hanya setiap 9 tahun. Ini tidak hanya mendorong perencanaan jangka panjang dan berkelanjutan, tetapi juga mendorong penanaman tanaman untuk generasi mendatang, dan bukan untuk keuntungan instan. Ek gabus tumbuh hingga ketinggian 82 kaki dan dapat hidup hingga 300 tahun. Ek gabus dapat dipanen berkali-kali selama hidupnya dan, rata-rata, akan menghasilkan 440 pon gabus — bahan baku yang cukup untuk menghasilkan sekitar 25.000 gabus anggur alami.
Montado Cork Oak Forests sebenarnya dibagi menjadi banyak peternakan pribadi. Namun, kebun-kebun ini bukan peternakan seperti yang biasa kita lihat, karena pohon-pohonnya berjarak dengan baik dan lebih mirip hutan alami. Salah satu hal terbesar tentang pohon ek gabus adalah ia tumbuh tanpa herbisida kimia, pupuk atau irigasi. Faktanya, pohon ek gabus tidak membutuhkan input selain matahari dan hujan alami. Setelah pohon matang hingga kira-kira 25 tahun, panennya dapat dimulai.
Panen atau pengupasan dilakukan dengan tangan. Ini adalah operasi yang sangat rumit yang dilakukan oleh pemanen gabus terampil. Para pekerja ini terlatih dengan baik dan dibayar dengan upah layak. Pekerja yang berpengalaman menggunakan parang untuk memotong kulit menjadi beberapa bagian. Mereka kemudian menggunakan irisan logam untuk mengupas bagian-bagian ini dari pohon. Kulit kayu dengan mudah memisahkan dari pohon yang hanya menumpahkan lapisan luarnya, digambarkan oleh selaput seperti kulit yang memisahkan kulit pohon dan batang bagian dalam setiap pohon. Secara hukum, pohon hanya dapat dipanen setiap sembilan tahun, jadi setelah pohon dipanen, digit terakhir tahun kalender itu tertulis di pohon untuk memastikan itu tidak dipanen lagi sampai saatnya tiba.
Minggu depan, kita akan mengeksplorasi bagaimana bahan gabus mentah diproses menjadi bahan bangunan yang dapat digunakan, sebuah proses yang ditenagai oleh energi terbarukan hingga 90%.