Ketika Ellen dan Ben membeli rumah pertama mereka, sebuah koperasi pada tahun 1963 di lingkungan Kensington Brooklyn, mereka memiliki mimpi renovasi besar: mereka berencana untuk memperbarui seluruh tempat, mulai dari dapur. Tapi kemudian mereka kedinginan. Mereka tidak pernah mengubah apa pun sebelumnya, dan mulai dengan dapur mereka, yang terasa seperti jantung dari apartemen mereka, tampak seperti tugas yang cukup besar. Jadi mereka memutuskan untuk memulai dari yang kecil, dengan kamar mandi utama.
Tujuan besar mereka untuk merombak kamar mandi mereka adalah untuk membuka ruang tanggal dan membuatnya terasa lebih besar dan lebih cerah. Mereka juga ingin mengganti perlengkapan lama mereka dengan yang baru, lebih hemat air.
Melepaskan dinding antara kamar mandi dan kamar mandi dan menggantinya dengan partisi kaca dan pintu memiliki dampak besar pada nuansa ruang kecil ini: sekarang terasa jauh lebih luas. Ubin subway putih klasik, diletakkan dalam pola kisi (berbeda dengan ikatan lari tradisional) adalah sentuhan modern yang bagus dan membantu mencerahkan ruang.
Lantai ubin hex hitam (dengan nat abu-abu muda) membantu untuk mengardekan ruang, dan merupakan pelengkap yang bagus untuk perlengkapan shower matte hitam. Insert kaca buram di pintu memungkinkan cahaya masuk dari bagian lain apartemen tetapi menjaga privasi.
Wastafel baru mungkin terlihat seperti karya kustom, tetapi sebenarnya itu adalah nakas West Elm. Kontraktor Ben dan Ellen dilengkapi dengan atasan marmer dan wastafel kapal, dan memotong lubang untuk pipa ledeng. Dua lemari obat IKEA baru, yang dipasang berdampingan, menyediakan penyimpanan ekstra dengan tampilan minimal.
Ellen dan Ben menemukan kontraktor mereka, Alan, melalui Mempermanis, sumber daya yang menghubungkan pemilik rumah wilayah New York dengan desainer, arsitek, dan kontraktor. Anda dapat membaca lebih lanjut tentang proyek ini dan melihat lebih banyak foto dan sumber di blog Sweeten.