Kami secara mandiri memilih produk ini — jika Anda membeli dari salah satu tautan kami, kami dapat memperoleh komisi.
Meskipun kami sangat menyukai teknologi kami di Apartemen Terapi, saya pribadi juga menghargai interaksi dunia nyata. Berhubungan dengan orang-orang sangat penting, terutama saat pindah ke kota baru sebagai orang dewasa pasca-kuliah. Tetapi dengan jadwal sibuk yang diberikan, bertemu teman sambil minum kopi tidak selalu di atas meja. Ketika tatap muka bukan pilihan, apa hal terbaik berikutnya? Apakah teks atau pesan instan yang sering lebih baik daripada panggilan telepon yang lebih jarang?
Sebagai seorang introvert yang secara rutin membawa setidaknya satu perangkat layar sentuh ke mana pun saya pergi, baru-baru ini Waktu New York oleh Barbara L. Fredrickson,Telepon Anda vs. Hatimu, benar-benar memukul rumah. Membaca tentang pentingnya interaksi sosial yang bermakna dalam kaitannya dengan sistem kardiovaskular adalah semacam peringatan. Saya tahu saya sering merasa lebih baik setelah panggilan telepon dengan seorang teman lama dibandingkan dengan menerima pesan darinya. Tetapi memiliki interaksi vokal yang terbukti dapat diukur kesehatannya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda.
Setelah membaca artikel dan dipersenjatai dengan pengetahuan tentang koneksi kesehatan, saya memutuskan untuk melakukan upaya untuk meningkatkan jumlah interaksi tatap muka dengan teman-teman. Namun, karena keterbatasan geografis, saya tahu tujuan ini akan tetap menjadi pengecualian, bukan aturan.
Apa yang harus dilakukan? Insting memberi tahu saya percakapan telepon dan suara adalah pilihan yang lebih baik, tetapi apakah jarangnya pesan teks / pesan instan menjadi lebih praktis? Saya pribadi tidak suka percakapan teks / pesan instan, dan cenderung beralih ke suara kapan pun saya bisa. Saya merasa sulit untuk membaca nuansa dan lebih suka membuat koneksi yang bermakna melalui suara daripada melalui serangkaian teks pendek. Jika panggilan suara tidak praktis, bertukar email sebagai semacam versi panjang adalah rencana cadangan saya.
Saudara yang lebih muda mengatakan saya tidak "mengerti"... bahwa saya tidak mengerti pesan teks atau Facebook, dan bahwa "tidak ada yang menggunakan suara". Tetapi bagi saya, membaca pembaruan seseorang di jejaring sosial tidak memiliki bobot yang sama dengan rincian email pribadi tentang kehidupan mereka atau berbagi pemikiran melalui panggilan telepon. Tentu, Snapchat dapat dianggap sebagai bentuk obrolan visual, tetapi ini lebih merupakan "hei" cepat daripada percakapan nyata.
Karena kita berada di topik komunitas, koneksi, dan diskusi, saya tidak bisa memikirkan cara yang lebih baik untuk belajar dari orang lain daripada dengan membuka topik. Yang mana yang Anda sukai: teks atau suara? Apakah lebih tentang kuantitas atau kualitas pendengaran dari teman dan keluarga? Bagaimana Anda tetap berhubungan dengan teman dan menjaga interaksi sosial yang bermakna?